1

watch your watch….

Bismillah…
6 Agustus 2009
2.29 pm
Rekor pecinta jam tangan terbanyak di keluargaku diraih oleh seseorang yang tercatat sudah 9 kali diberi jam tangan, 4 kali hilang, 1 tewas secara mengenaskan, 1 mati tanpa diketahui penyebabnya, 2 meninggal secara terhormat dan Alhamdulillah 1 masih dipakai secara utuh…. Adapun seseorang itu adalah aku.
Jam tangan pertama diberi oleh mamah ketika aku masih kelas 1 SD. Jam tangan digital warna hitam dengan tombol warna-warni (ikut tren ‘power rangers’), cukup lucu untuk anak seusiaku waktu itu. Walaupun dia harus hilang tanpa ku kenang, tapi itu bukan hal yang besar kawan, karena mamahku membelikan lagi jam tangan selanjutnya yang jadi korban kekreatifan diriku. Sekali lagi kawan, dia harus hilang tanpa bayangan (ksatria baja hitam kaliiii…. :-p).  Akhirnya mamahku terlalu jera memberikanku jam tangan lagi.
Seperti yang kau tau kawan, salah satu keahlian andalanku adalah bermuka manis dan memelas.  Pada saat itu nenekku tak tega melihat cucu kesayangannya menderita harus hidup tanpa jam tangan, akhirnya beliau pun luluh (dibaca : terperangkap), bliau memberikanku jam tangan digital, buah tangan dari Mekkah ketika ku menginjak kelas 2 SD. Namun, sekali lagi kawan, dia harus lenyap tanpa ku ketahui keberadaannya. “Maafin aku ya Nek!!”.
Ini yang akan selalu ku kenang kawan, jam tangan pemberian pamanku sewaktu kelas 4 SD. Jam unik pertama di Ciwidey, dia bisa menyala, di dalamnya terdapat stopwatch yang akurat, setting waktu interaktif  tiada terkira, alarm yang terasa jernih di telinga, water resist yang selalu didamba, dan yang paling unik kawan dia mempunyai tali yang fleksibel, jamnya bisa kita geser kemana-mana bahkan kita lepaspun bisa, dia terlihat sungguh canggih pada masa itu. Itulah dia jam tangan “G-shock” tipe ‘baby-G’. Dia berwarna biru dengan tali kain bunga-bunga biru, pemberian pamanku buah tangan kota nun jauh di sana. Semua anak seusiaku pada masa itu pasti akan girang, mata berbinar dan hati yang riang menerima sebuah benda cemerlang yang berdetak berbungkus kotak transparan berpita biru silver. Beberapa bulan saja kawan aku memakainya, dia harus raib karena kecerobohanku. Ketika itu aku akan mengambil wudlu untuk melaksanakan shalat Dzuhur di mesjid dekat rumah, sengaja kuletakkan dia di atas tembok tangga yang cukup tinggi sehingga akupun tidak bisa melihatnya dan lupa untuk mengambilnya kembali. Singkat cerita, aku baru menyadari bahwa jam tersebut tidak bersamaku ketika akan melaksanakan shalat isya di tempat dan hari yang sama. Lucunya kawan, aku shalat dengan tersedu-sedu, ibu-ibu menganggap aku khusuk dalam sujudku, padahal jam tanganku tidak ketemu sampai saat itu,,huhuhuhu…..


Perlu beberapa tahun untukku menanamkan kepercayaan pada orang tua agar mereka yakin aku bisa memelihara sesuatu. Menjelang Ujian Nasional, diberilah aku 1  jam tangan analog berbentuk bulat, penanda detiknya melingkar bertuliskan ‘don’t worry be happy’mengelilingi jarum jam dan jarum menitnya, talinya berwarna orange, lucu sekali. Namun semua jam tak luput dari keterbatasan kawan. Ketika liburan sekolah datang, akupun diajak berlibur ke pantai. Terpesona dengan keindahan alam pantai yang menawan, suara ombak merdu menderu dan pasir putih yang halus, menggodaku untuk turun memainkannya. Kali ini aku tak lupa untuk menyelamatkan dia, jam tanganku, ku masukkanlah dia ke dalam kantong celanaku, lalu kulanjutkan bermain dengan pasir dan ombaknya. Singkat cerita kawan, bermainpun usai, semua pakaian kotor akan dicuci, semua masuk ember lalu direndam. Dan kau tau Kawan, di sanalah dia tewas secara mengenaskan. Dia terendam air setinggi 1 ember selama beberapa jam. Sungguh tragis memang kejadian itu.
Apa bisa dikata kawan, jam tangan adalah benda yang bisa dikategorikan dalam golongan kebutuhan primer bagi pelajar sepertiku. Ya,  hanya sekedar tau berapa lama waktu yang kita habiskan untuk belajar :p (red. Gombal sih, tapi mempan buat orang tua…). Akhirnya ketika aku kelas 2 SMP, dengan sukarela mamahku memberikan jam tangan ‘water resist’ dari mulai body, tali sampai nasehatnyapun ‘water resist’. Dan kau harus tau kawan, dia adalah satu-satunya jam yang tahan banting, dia panjang umur hingga 2x ganti baterai dan 2x ganti tali. Dia mampu bertahan hingga aku menginjakkan kaki di masa perkuliahan semester 2, berkisar 6 tahun kawan. Tapi karena usianya yang sudah renta, aku harus merelakan kepergiannya. Banyak kenang-kenangan yang kami lewati bersama  dari mulai main basket, latihan paskib, les bahasa, pesantren, exkul renang sampai MABIM kuliahpun dia masih menemani. Hiks,,hiks,,hiks,, tak apa kawan, dia akan selalu kukenang . Kuberi nama dia Qq Jr.
3 jam tangan yang sempat mengisi hidupku selama perkuliahan pasca Qq Jr., yaitu :

  1. “dia”, jam pemberian Tetehku, ketika ku menginjak 19 tahun, perpaduan warna hitam, silver dan biru dongker yang kusuka. Karena dia tidak memiliki kemampuan water resist, tidak jarang aku terancam kehilangan dia. Maka ketika ‘lowbath’ tak aku ganti baterainya, aku biarkan saja dia menemani jenazah QQ Jr. di tempat damai (tempat pencil hitam mickey, dalam laci lemari buku).
  2. “dia1”, suatu ketika kawanku memakai jam tangan yang lucu, aku jadi teringat pada si oranye yang tragis terbunuh, bentuknya blat dan lucu. 1 teman memesan jam sama dengan warna yang berbeda, karena pada saat itu aku sedang tidak memiliki jam tangan, maka aku pun ikut memesan jam tangan yang sama dengan warna putih yang kupilih. Nah ini kawan, aku tak tau apa yang terjadi dengan si dia, setelah beberapa lama dia mati begitu saja. Tapi aku tak terlalu ….., mengingat dia tidak water resist, ada kekhawatiran sendiri ketika memakainya.
  3. Ini kawan, yang terakhir dan masih setia menemani kemana pun aku pergi. Kuperkenalkan ‘Black Qq’, dia adalah keluarganya Qq Jr., namun dia lebih besar dan lebih membingungkan. Hadir dengan merek dan tali yang sama, water resist, bisa dibawa kemana-mana. Black Qq ini yang setia menemaniku selama kkn, dari sejak ku tidur sampai tidur lagi, dia selalu ada di lengan kiriku. Aku ke dapur, dia ikut. Aku ke pantai, dia ikut, mau makan, mandi, lari, tidur, survey, dia selalu mengikuti. Sesekali kulepas dia hanya untuk sekedar uji coba dan untuk kubersihkan, kusikat agar dia tetap terlihat hitam kelam. Black Qq, tetaplah menemaniku hingga saatnya tiba…